Jumat, 15 Januari 2010

MISTERI BATU PURBAKALA ICA

Rabu, 04 November 2009
MISTERI BATU PURBAKALA ICA


Sebuah batu Ica yang ditemukan oleh Dr. Javier Cabebra, Peru, lukisan yang terdapat diatas batu identik sama dengan lukisan raksasa Nasca yang difoto dengan pesawat udara. (INTERNET)
Sebuah batu Ica yang ditemukan oleh Dr. Javier Cabebra, Peru, lukisan yang terdapat diatas batu identik sama dengan lukisan raksasa Nasca yang difoto dengan pesawat udara. (INTERNET)
(Epochtimes.co.id)

Kontroversi sejarah yang penting pernah muncul di tahun 1960an ketika beberapa batu ditemukan di sebuah gua di Ica, Peru. Mayoritas arkeolog dan paleontologi (ahli fosil) nampaknya harus menghentikan perdebatan dengan menyatakan bahwa tanda-tanda di bebatuan Ica adalah murni penipuan.

Namun sebagai subyek kontroversi, apa yang belum dibuktikan secara pasti tetap meninggalkan banyak kemungkinan dan kekakuan ilmiah. Di dunia ilmu pengetahuan, tak ada yang bisa dianggap sebagai suatu pernyataan atau disingkirkan tanpa bukti yang pasti.

Ketika ada alasan untuk mempercayai bahwa bebatuan terkenal tersebut bukan berasal dari jaman Pra-Kolombian, terdapat beberapa cerita yang mendukung keaslian mereka sama banyaknya dengan mereka yang menentang.

Para ilmuwan yang mendapat kesempatan untuk mempelajari batu-batuan Ica, meneliti bahwa mereka diukir dengan beragam peristiwa yang tidak masuk akal, entah itu sebuah alternatif sejarah atau imaginasi yang sangat kreatif. Sebuah contoh, batu-batu tersebut melukiskan manusia dan dinosaurus pada jaman yang sama.

Tidak dapat dipungkiri, cerita mengenai batu-batuan misterius ini tak lepas dari peran Dr. Javier Cabrera.


Memperlihatkan gambar monyet dan burung calibri. Ratusan garis dan gambar telah ditemukan di gurun Nasca ini, untuk gambar yang terbesar panjangnya bisa mencapai 270 meter. (INTERNET)

Kolektor utama artifak ini, Dr. Cabrera memajang peninggalan-peninggalan peradaban kuno Peru ini ke dalam sebuah museum the Museo de Piedras Grabadas (Museum Batu Berukir), yang berlokasi di desa Ica, sebelah utara Nazca Lines (serangkaian geo-glyph -gambar di atas tanah dengan menggunakan batu, kerikil, maupun tanah- yang terletak di Gurun Nazca, Peru, dibuat oleh kebudayaan Nazca antara 200 SM - 700 M).

Pada saat menemukan satu batu, Cabrera berpikir dia mengenali gambar ikan yang punah diatasnya. Dari situlah dia mulai mengikuti jejak batu-batu tersebut, menemukan (dengan penduduk setempat yang menggalinya) lusinan batu pada situs yang berbeda di sekitar area itu. Cabrera memborong bebatuan itu, dan setelah beberapa lama memperoleh lebih dari 40.000 buah.

Meskipun beberapa penelitian menemukan bahwa ukiran itu terlihat memiliki lapisan yang berkarat -seperti yang akan terjadi pada ukiran yang sangat tua- penelitian lain mengindikasikan bahwa didalam alur-alurnya terdapat bakteri purba. Ada kemungkinan bahwa beberapa batu asli dibuang bersama-sama dengan batuan modern, yang hanya menambah kekacauan dan kontroversi.

Menguasai beragam penyajian yang berbeda, Dr. Cabrera mengklasifikasikan bebatuan Ica berdasarkan beberapa tema besar.


KIRI: Batu Ica yang menggambarkan pengetahuan astronomi pada masa itu, tampak orang memegang teleskop mengamati langit, diatasnya terdapat komet yang melintas diangkasa. KANAN: Batu yang menggambarkan bedah transplantasi organ. (INTERNET)

Jelas terlihat serangkaian astronomi, menggambarkan secara detail 13 konstelasi zodiak; serangkaian pengobatan, mengilustrasikan kemajuan bedah tubuh, transplantasi organ (termasuk transplantasi otak), metoda akupuntur, dan lukisan tentang kelahiran caesar; menggambarkan serangkaian bencana alam besar, menunjukkan bahwa kemajuan teknologi pada masa itu membawa ke kematian mereka sendiri; serangkaian astronot, yang mengilustrasikan perjalanan manusia prasejarah dengan kapal luar angkasa; dan serangkaian binatang prasejarah yang secara kuat menggambarkan bahwa saat itu manusia hidup berdampingan dengan dinosaurus.

Rangkaian bebatuan lain menggambarkan lapisan kontinental purba (termasuk peta bumi pada Tertiary Period yaitu periode pembentukan lapisan geologi kira-kira 65 sampai 1,8 juta tahun lalu), ras manusia purba, dan flora dan fauna yang tidak dikenali oleh dunia modern kita. Bahkan ada beberapa bebatuan yang sampai saat ini belum dapat diidentifikasi oleh para antropologi.

Apakah ada peradaban lain yang mungkin bahkan lebih maju daripada peradaban kita yang eksis di masa lalu? Jikalau ukiran ini benar-benar berasal dari Tertiary Period (lebih bisa dipercaya bila dibuat oleh manusia yang lebih modern, di Quaternary Period (periode pembentukan lapisan geologi antara 1.806 juta tahun lalu hingga saat ini)) apakah hal itu merujuk pada manusia purba?


KIRI: Manusia menaiki dinosaurus dan tampak memegang senjata seperti akan berburu. Coba perhatikan perbandingan manusia dengan tubuh dinosaurus, mirip perbandingan manusia sekarang dengan kuda/sapi. KANAN: Batu yang menggambarkan peta bumi pada masa purba. (INTERNET)

Apakah teori mengenai peradaban prasejarah tidak berdasar atau seperti pernyataan pengarang kontroversial Jerman Erich von Daniken, bahwa kita telah “dikaburkan oleh seluruh generasi palaentologi dan antropologi”.

Mempertimbangkan beragam contoh yang dieksplorasi pada serangkaian artikel ini untuk mengejar jawaban atas pertanyaan ini. Tentu saja bukan hanya Batuan Ica yang menunjukkan kemajuan teknologi prasejarah. (The Epoch Times/feb)

sumber:
http://www.epochtimes.co.id/serbi.php?id=95

Kamis, 14 Januari 2010

Lukisan Nasca Menimbulkan Malapetaka

Peneliti mendapati lukisan misterius yang dibuat orang Nasca Peru justru mempercepat kematian mereka sendiri akibat perubahan iklim. Teori lain mengatakan lukisan itu diukir oleh alien.


Masyarakat Nasca kuno terkenal karena lukisan di tanah yang menggambarkan binatang atau bentuk-bentuk geometris raksasa, yang hanya terlihat jelas dari udara.

Namun penelitian baru menyebut pembuatan lukisan itu justru membuat orang-orang Nasca kekurangan bahan makanan, karena kurangnya pepohonan di dekat lembah sehingga membuat iklim menjadi terlalu kering, kata para ilmuwan.

Laporan yang dibuat oleh Universitas Cambridge di Inggris menyatakan perlunya tindakan pada saat ini untuk melindungi tanah gersang di dunia.

"Sebuah peradaban kuno Amerika Selatan yang menghilang sekitar 1500 tahun yang lalu, dan membantu menyebabkan kematiannya sendiri dengan merusak ekosistem di daerahnya sendiri," kata universitas itu dalam sebuah pernyataan.

Orang Nasca membersihkan lembah untuk pertanian dengan menebang pohon-pohon huarango, sebuah spesies kunci yang dapat hidup lebih dari 1.000 tahun dan membantu mengatur kesuburan dan kelembaban tanah.

"Akhirnya, mereka menebang begitu banyak pohon sampai titik di mana ekosistem menjadi kering dan tidak dapat dikembalikan," sebut temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Latin American Antiquity.

Sebelumnya, beberapa arkeolog berkesimpulan bahwa hilangnya orang Nasca pada cuaca ekstrim El Nino yang menyebabkan hujan dan bencana banjir.

"Hal ini sangat khusus untuk hutan," kata David Beresford-Jones, pemimpin studi. “Pohon Huarango adalah pohon luar biasa yang dapat memperbaiki nitrogen, dan merupakan sumber penting makanan, pakan, kayu dan bahan bakar bagi masyarakat setempat."

Akar yang menancap sangat dalam membantu menciptakan iklim mikro yang lembab, dan daunnya memberikan pupuk. Huarango yang tersisa di kawasan hutan saat ini sedang dihancurkan oleh operasi pembakaran secara ilegal.

Pernyataan mengatakan bahwa kebanyakan ahli percaya garis Nasca, di padang gurun digunakan sebagai jalur ritual suci. Teori liar mengatakan bahwa mereka diukir oleh alien.

"Kesalahan zaman pra-sejarah memberi kita pelajaran penting tentang manajemen yang rapuh, dan daerah-daerah kering di masa sekarang," kata penulis Oliver Whaley dari Royal Botanic Gardens, Kew.

Negosiator iklim dari 175 negara akan bertemu di Barcelona, Spanyol, pada tanggal 2-6 November untuk putaran akhir perundingan, sebelum pemerintah menyetujui pakta PBB yang baru dalam memerangi pemanasan global di Kopenhagen pada bulan Desember mendatang.

Di Barcelona, langkah-langkah untuk melindungi hutan tropis akan dipertimbangkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Pohon menyerap karbondioksida ketika mereka tumbuh dan melepaskannya ketika sudah membusuk atau dibakar.

Sumber :
anehbinunik.blogspot.com
http://apakabardunia.com/post/hijaukan_duniamu/lukisan-nasca-menimbulkan-malapetaka

Rabu, 13 Januari 2010

Nazca Lines

Di gurun, dataran tinggi Peru (Propinsi Nazca), terhampar puluhan gambar sketsa dengan ukuran yang fantastis. Begitu besarnya, sampai-sampai untuk melihat detail gambar yang jelas harus melalui angkasa, atau menggunakan wahana pesawat terbang. Pertanyaannya, bagaimana masyarakat Indian kuno di Peru membuat dan menikmati hasil karya mereka? Jelas-jelas semua gambar yang mereka buat hanya bisa dilihat dari ketinggian tertentu.

Setiap Garis-garis kontur pada Nazca Lines sendiri juga diberi perlindungan khusus oleh para pembuatnya, yaitu dengan cara memberikan mereka lapisan krikil kecil dan platina disetiap pinggiran garis,dengan demikian bentuk-bentuk kontur garis dari Nazca Lines dapat terjaga bentuknya sampai saat ini,walupun usianya sudah beribu-ribu tahun lamanya.

Nazca Lines sendiri baru mulai ramai diperbincangkan pada era tahun 1920'an. Bermula dari cerita kebanyakan para penumpang pesawat terbang yang melintas daerah Nazca,mengaku seperti melihat garis-garis samar membentuk berbagai macam bentuk makhluk hidup (hewan) dengan dimensi yang besar.(tahun 1920'an merupakan era baru dalam penerbangan komersial di wilayah Amerika)
Sejak kabar penemuan itu,para arkeolog dari seluruh belahan dunia berbondong-bondong datang ke daerah Nazca untuk melihat dan meneliti lebih lanjut mengenai Nazca Line.

Dari hasil observasi,didapat kesimpulan bahwa Nazca Lines dibangun kira-kira sekitar 2000 tahun yang lalu.Namun,sampai saat ini,penjelasan mengenai peradaban manakah yang telah membuat Nazca Lines masih belum bisa dipastikan.Karena tingkat kerumitan dalam pengerjaannya. Banyak orang berbendapat bahwa Nazca Lines diciptakan oleh makhluk luar angkasa atau Alien.
Menurut mereka apakah mungkin peradaban zaman dulu dengan peralatan yang mungkin sangat sederhana mampu membuat Nazca Lines dengan bentuk yang sangat sempurna dan berdimensi besar. Pembangunnya sendiri sepertinya mengikuti kaidah astronomi,misalnya mengikuti suatu petunjuk tata letak dari rasi bintang.






more pics here:http://www.go2peru.com/gal_nazca01.htm



Sumber:
http://www.koleseloyola.com/showthread.php?t=5222&pagenumber=&5222-Nazca-Lines=

Garis-Garis Nasca

Garis-Garis Nasca

Ditulis oleh sariwibowoaang di/pada Juni 27, 2009

Salah satu gambar yang berada di garis nascaGaris-garis Nazca merupakan rangkaian geoglif yang terletak di Gurun Sechura, khususnya di Gurun Nazca, daerah yang panjangnya lebih dari 80 km antara kota Nazca dan Palpa di Peru. Geoglif ini diperkirakan dibuat oleh kebudayaan Nazca antara 200 SM dan 700 M. Terdapat ratusan gambar, dari yang sederhana sampai yang rumit, seperti gambar burung, laba-laba, monyet, ikan, ikan hiu, llama, dan kadal. salah satu tempat didunia yang sampai saat ini masih banyak diliputi misteri. Banyak pertanyaan-pertanyaan muncul mengenai asal usulnya.

Garis-garis Nazca sendiri baru mulai marak diperbincangkan pada era tahun 1920-an, bermula dari cerita penumpang pesawat terbang yang melintas daerah Nazca, mengaku seperti melihat garis-garis samar membentuk berbagai macam bentuk makhluk hidup dengan dimensi yang besar. Tahun 1920-an merupakan era baru dalam penerbangan komersial di wilayah Amerika.

Sejak kabar penemuan itu, para arkeolog dari seluruh belahan dunia berbondong-bondong datang ke daerah Nazca untuk melihat dan meneliti lebih lanjut mengenai garis-garis Nazca.

Pembuatan

Tidak diketahui dengan pasti siapa yang membuat garis-garis Nazca. Teori utama adalah bahwa peradaban Nazca yang membuatnya, dengan menggunakan peralatan dan teknologi sederhana. Teori ini didukung dengan ditemukannya keramik dan pasak kayu di beberapa ujung garis. Selain itu, beberapa peneliti, seperti Joe Nickell dari Universitas Kentucky, telah membuat ulang garis-garis ini dengan teknologi yang kira-kira tersedia pada masa peradaban Nazca, tanpa bantuan udara.

Tahun 1920-an merupakan era baru dalam penerbangan komersil di wilayah Amerika.

nazca-lines-2


Salah satu teori tentang tujuan dibuatnya Nazca Lines adalah bahwa orang-orang Nazca itu masyarakat yang religius dan itu dibuat agar dewa-dewa di langit bisa melihat mereka. Beberapa ilmuwan mengatakan salah satu alasan yang paling awal dibangunnya Nazca Lines adalah bahwa mereka dimaksudkan untuk menandai benda-benda angkasa di langit. Hipotesis ini dibantah oleh dua ahli yang berbeda dalam archaeoastronomy, Gerald Hawkins dan Anthony Aveni, mereka berdua menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti untuk mendukung sebuah penjelasan astronomi. Hingga sekarang tidak ada yang tahu pasti alasan kenapa orang nazca membuat nazca lines.

sumber:
http://sariwibowoaang.wordpress.com/2009/06/page/2/

Mistery of Nazca line

Mistery of Nazca line



Nazca line…Manusia atao makhluk dari Peradaban mana yang telah menciptakannya?Lalu bagaimana cara mereka membuatnya?apakah tujuan dari pembuatan Nazca Lines itu sendiri? Peralatan apa yang mereka gunakan??Ya,semua pertanyaan-pertanyaan tentang keberadaan nazca line yang sering dijumpai diatas sampai saat ini masih belum bisa dijawab dengan pasti.

Nazca Lines salah satu tempat didunia yang sampai saat ini masih banyak diliputi misteri dan membingungkan sekali, layaknya misteri spot, crop circle dll yang pernah aku angkat pada blog ini.Banyak pertanyaan-pertanyaan muncul mengenai asal usulnya.

Nazca Lines terletak di Kawasan Pampa,Propinsi Nazca,Peru.Kawasan disebelah selatan Ibu Kota Peru,Lima terdiri dari hamparan tanah tandus seluas kurang lebih 450 km persegi.


Dari hasil observasi,didapat kesimpulan bahwa Nazca Lines dibangun kira-kira sekitar 2000 tahun yang lalu.Namun,sampai saat ini,penjelasan mengenai peradaban manakah yang telah membuat Nazca Lines masih belum bisa dipastikan.Karena tingkat kerumitan dalam pengerjaannya, banyak orang berbendapat bahwa Nazca Lines diciptakan oleh makhluk luar angkasa atau Alien (lagi lagi alien yang kurang kerjaan).
Menurut mereka apakah mungkin peradaban zaman dulu dengan peralatan yang mungkin sangat sederhana mampu membuat Nazca Lines dengan bentuk yang sangat sempurna dan berdimensi besar (tapi klo menurtku sih mungkin aja,soalnya teknologi-teknologi perdaban masa lampau juga top markotop lho..,nggak kalah sama teknologi masa kini).Pembangunnya sendiri mungkin mengikuti kaedah astronomi,misalnya mengikuti suatu petunjuk tata letak dari rasi bintang.


Humming bird nazca line


Guano Bird Nazca Lines


nazca linke killer whale


nazca ini map

Namun,Arkeolog banyak menghubungkan Nazca Lines dengan suatu Perada
ban Kota purba disekitar Nazca,yaitu Cahuachi. Dugaan mereka,mungkin suku-suku dari Cahuanchi lah yang talah menciptakan Nazca Lines.Sebab pada sebuah penelitian direruntuhan kota purba tersebut,selain banyak ditemukan mummi,juga terdapat semacam monumen yang menggambarkan keadaan Nazca Lines dimasa silam.Tapi mungkin saja dugaan ini salah,dimungkinkan juga sebelum peradaban Cahuachi muncul,Nazca Lines sudah ada terlebih dahulu.

Lalu,apa sebab lukisan-lukisan/citra garis dari Nazca Lines bentuknya masih bisa terjaga sampai saat ini?

Hal tsb dikarenakan kedaan iklim di daerah padang tandus Nazca sendiri sangat bersahabat bagi kelesetarian bentuk-bentuk garis Nazca Lines.dengan curah hujan yang sangat rendah ditiap tahunnya,hal ini dapat menghindarkan garis-garis Nazca Lines dari ancaman pengikisan oleh air/pemudaran oleh air.
Sebab lainnya karena struktur tanah tandus Nazca sangat keras,sehingga memungkinkan kontur-kontur garis dapat tercetak dengan padat pada tanah tanpa adanya ancaman perubahan bentuk oleh pengikisan angin sekalipun.
Setiap Garis-garis kontur pada Nazca Lines sendiri juga diberi perlindungan khusus oleh para penciptanya,yaitu dengan cara memberikan mereka lapisan krikil kecil dan platina disetiap pinggiran garis,dengan demikian bentuk-bentuk kontur garis dari Nazca Lines dapat terjaga bentuknya sampai saat ini,walupun usianya sudah beribu-ribu tahun lamanya.

Setidaknya terdapat 9 citra garis dengan bermacam-macam bentuk makhluk hidup (hewan) yang tergambar pada tanah Nasca Lines,Namun ada 7 yang terbesar diantaranya:

- The Spider, panjang 46m,
- The Monkey, panjang 55m,
- The Guanay (guano bird), panjang 280m,
- The Lizzard panjang 180m,
- The Hummingbird, panjang 50m,
- The Killer Whale, panjang 65m,
- The Pelican - yang terbesar nih - panjang 285m .

Nazca Lines sendiri baru mulai marak diperbincangkan pada era tahun 1920'an,bermula dari cerita kebanyakan para penumpang pesawat terbang yang melintas daerah Nazca,mengaku seperti melihat garis-garis samar membentuk berbagai macam bentuk makhluk hidup (hewan) dengan dimensi yang besar.ingat kan…(tahun 1920'an merupakan era baru dalam penerbangan komersial di wilayah Amerika)
Sejak kabar penemuan itu,para arkeolog dari seluruh belahan dunia berduyun-duyun datang ke daerah Nazca untuk melihat dan meneliti lebih lanjut mengenai Nazca Line (jadi ga cuman cuci mata maksudku)


sumber:
http://www.deedaad.com/showthread.php?2101-Mistery-of-Nazca-line

Nazca Valley

Nazca Valley, Lembah Misterius



Tempat itu berlokasi di Peru, tepatnya lembah Nazca. Jika Anda terbang melewati dataran ini, Anda akan menemukan sebuah pemandangan aneh, yaitu sketsa lukisan hewan berskala besar diatas pasir berwarna emas. Karena skalanya yang begitu besar, banyak orang yang berpikiran bahwa lukisan tersebut dibuat oleh para mahluk planet.

Berikut Denah dari Lembah Nazca yang Penuh Teka-teki tersebut



Bukan hanya lukisan raksasa berbentuk binatang yang membuat kagum banyak orang, tetapi Nazca juga dipenuhi dengan goresan garis lurus geometris sepanjang 60 km, karena meski melewati lembah dan tebing yang curam, garis itu tetap membentuk garis lurus!!

Fenomena Nazca itu ditemukan pada tahun 1927, setidaknya sekitar 500 km persegi, dataran itu dipenuhi oleh goresan-goresan unik yang besarnya luar biasa itu. Lukisan besar tersebut membentuk binatang-binatang, seperti burung kolibri yang memakan tempat kira-kira 60 m. Kemudian ada gambar laba-laba, cecak, serigala, monyet, hiu pembunuh, dan lain sebagainya. Gambar monyet yang terdapat di lembah tersebut sangat mirip dengan bentuk aslinya, padahal, percaya atau tidak, orang Nazca tidak kenal dengan binatang yang bernama monyet lho!!

Fenomena Nazca hanya dapat dinikmati dari udara, orang tak akan mengira kalau mereka sedang berdiri atau berjalan diantara lukisan tersebut. Walau demikian orang dapat membedakan tanah yang menjadi garis melintang dengan tanah biasa, karena garis melintang tersebut berwarna kekuningan, kuning keemasan.


Garis lurus, melengkung dan melingkar tersebut seolah berfungsi sebagai kode raksasa untuk menyampaikan pesan tertentu , seperti layaknya sebuah bandar udara, tetapi bandara yang satu ini khusus untuk para alien.

Ide ini pertama kali diucapkan oleh seorang arkeolog bangsa Maya bernama Erich Von Daniken, ia percaya bahwa garis-garis tersebut tidak lain adalah landasan pacu bagi pesat ruang angkasa Mahluk UFO. Mengenai lukisan binatang, Erich mengatakan bahwa itu marupakan kode khusus yntuk dipecahkan bersama atau kemungkinan juga landasan parkir!

Walau demikian anggapan Daniken sering dipatahkan orang yang cenderung berpikiran lebih realistis. Mereka mengganggap Erich terlalu meremehkan peradaban Nazca sebagai salah satu bangsa kuno yang peradabannya diakui telah sangat maju. Beberapa orang juga menyangkal dengan mengatakan, kalau pesawat UFO itu terbangnya secara vertikal, lalu untuk apa dibuat landasan.

Lalu apa sanggahan Erich? Ia menganggap walau bangsa Nazca sudah sedemikian maju, tetapi apa mereka bisa menggores diatas kerikil dengan bentuk sesempurna itu? Ia hanya bisa membayangkan pesawat UFO dengan sinar lasernya-lah yang berhasil melakukan pekerjaan serapih itu.

Satu hal lagi yang membuat pendapat Erich semakin kuat, semua garis-garis lurus yang memanjang itu bermuara di satu titik, yaitu pada sebuah tebing curam di teluk Pisco Peru. Entah apa ini hanya kebetulan belaka atau memang ada hubungan antara lembah Nazca dan teluk Pisco yang berjarak ratusan kilometer tersebut, yang jelas, di atas tebing curam itu terdapat pahatan sejenis trisula (pedang bermata tiga) yang tingginya 250m dengan lebar 3 m. Trisula raksasa ini terpahat pada tebingnya dan dapat terlihat jelas dari jarak puluhan kilometer. Erich menganggap bahwa trisula ini adalah navigasi awal bagi pendaratan UFO di "bandara" dataran Nazca! Bagaimana dengan Anda apakah Anda juga berpikir bahwa ini landasan UFO?

Berikut Ini Saya Sertakan Beberapa Gambar Seputar Lembah Nazca..






Berikut Semua Shape yang ada di Nazca..

Sumber:
http://the13th-of-rief.blogspot.com/2009/12/nazca-valley-lembah-misterius.html

Peradaban Nazca

Peradaban Nazca - Peradaban yang Punah Seiring Kesulitan Lahan
Wednesday, 04 November 2009 09:09

Masyarakat kuno yang hingga kini masih misteri dengan pembuatan "Gasis-garis Nazca" di Peru diyakini telah berujuang keras untuk menciptakan lahan pertanian mereka 1.500 tahun lalu, demikian menurut para ahli Inggris.


Sebagaimana diberitakan Daily Mail, Selasa (3/11) disebutkan suku Nazca terkenal akan rangkaian geoglif yang terletak di Gurun Sechura, khususnya di Gurun Nazca, daerah yang panjangnya lebih dari 80 km antara kota Nazca dan Palpa di Peru.


Geoglif ini diperkirakan dibuat oleh kebudayaan Nazca antara 200 SM dan 700 M. Terdapat ratusan gambar, dari yang sederhana sampai yang rumit, seperti gambar burung, laba-laba, monyet, ikan, ikan hiu, llama, dan kadal. salah satu tempat didunia yang sampai saat ini masih banyak diliputi misteri. Banyak pertanyaan-pertanyaan muncul mengenai asal usulnya.


Namun penelitian baru menyebutkan, pembuatan lukisan itu justru membuat orang-orang Nasca kekurangan bahan makanan, karena kurangnya pepohonan di dekat lembah sehingga membuat iklim menjadi terlalu kering, kata para ilmuwan. "Sebuah peradaban kuno Amerika Selatan yang menghilang sekitar 1500 tahun yang lalu, dan membantu menyebabkan kematiannya sendiri dengan merusak ekosistem di daerahnya sendiri," kata tim ilmuwan yang dipimpin Cambridge University.


Dalam hasil riset mereka yang diterbitkan dalam jurnal Latin American Antiquity menyebutkan masyarakat Nazca membabat sejumlagh areal hutan untuk membuat lahan pertanaian mereka sendiri selama beberapa generasi.


Masyarakat Nasca membersihkan lembah untuk pertanian dengan menebang pohon-pohon huarango, sebuah spesies kunci yang dapat hidup lebih dari 1.000 tahun dan membantu mengatur kesuburan dan kelembaban tanah.


Sebelumnya, beberapa arkeolog berkesimpulan bahwa punahnya peradaban Nasca akibat cuaca ekstrim El Nino yang menyebabkan hujan dan bencana banjir. "Hal ini sangat khusus pada hutan. Pohon Huarango adalah pohon luar biasa yang dapat memperbaiki nitrogen, dan merupakan sumber penting makanan, pakan, kayu dan bahan bakar bagi masyarakat setempat," jelas ," David Beresford-Jones, pemimpin studi ini.

sumber:
http://www.harian-global.com/index.php?option=com_content&view=article&id=23513:peradaban-nazca-peradaban-yang-punah-seiring-kesulitan-lahan&catid=30:dunia&Itemid=55

Selasa, 12 Januari 2010

Kisah Tentang Atlantis

Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang yang mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan sebelumnya “Inggrid Benette”. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan masukan agar bisa merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting adalah memberikan kita petunjuk tentang mengapa Atlantis musnah. Di bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette.

Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan
Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita “Pelindung Kristal” (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati, memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang lelaki yang cerdas dan pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung lainnya wanita.

Rambut saya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas, persis seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok jatuh bergerai di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata rambut, ini adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang diyakini orang Atlantis adalah bahwa “tubuh merupakan kuilnya jiwa”, oleh karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan cara berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam kehidupan. Saya mengenakan baju panjang tembus pandang, menggunakan daun pita emas yang diikat di pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian tidak, semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita. Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang sama, mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan. Hubungannya sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang spesifik memiliki fungsi pengobatan.

Berkomunikasi dengan Hewan
Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba. Saya sering berenang bersama mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara “wuung” yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.

Saya paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti kuda makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di atas kepalanya, sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos. Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, “Aku ingin berlari cepat”. Unicorn akan menjawab: “Baiklah”. Kita lari bersama, rambut kami berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai pikiran atau maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap demikian.

Saya sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa mengatakan kepadaku: “Saat ketika kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima, saling mencintai, saat itu Unicorn akan kembali”.

Lingkungan yang Indah Permai
Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.

Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam masyarakat kami. Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan memuji kemampuan orang lain. Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.

Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan tukang bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik lebih bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan, marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif, lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini merupakan hal yang paling mendasar.

Seluruh kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur. Setiap orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.

Teknologi yang Tinggi
Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (UFO), mereka menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”

Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar informasi diterima oleh “orang pintar” melalui respons batin, mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, ini mirip dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat. Maka, pekerjaan mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal besar, juga dikerjakan melalui hati.

Pengobatan yang Maju
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.

Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih baik dan berpengetahuan luas tentang pengobatan akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh pasien. Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan berbaring di atas granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan pengobatan yang sesuai untuk pasien.

Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di pasien. Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian, semua indera yang ada akan sehat kembali, “warna” menyembuhkan indera penglihatan, “aroma tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan indera penciuman, “musik yang merdu” menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir, “air murni” menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum air dari tabung. Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari tubuh dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik pengobatan selalu berkaitan dengan “medan magnet” dan “energi matahari” , sekaligus merupakan pengobatan secara fisik dan kejiwaan.

Pendidikan Anak yang Ketat
Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” akan memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.

Pusat pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk menjadi makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar membuka pikiran, agar jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di tahap perkembangan anak, orang pintar memegang peranan yang sangat besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam masyarakat Atlantis, biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun, tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang didambakan setiap orang.

Di seluruh wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka menerima pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah terdapat lambang pelangi, pelangi adalah lambang pusat bimbingan. Pelajaran utamanya adalah mendengar dan melihat. Sang murid santai berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang belakang tidak mengalami tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup dengan perisai mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam warna. Pada kondisi merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif. Bersamaan itu juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam keadaan rileks, pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak besar. Ini merupakan salah satu metode belajar yang paling efektif, sebab ia telah menutup semua jalur informasi yang dapat mengalihkan perhatian. “Orang pintar” membimbing si murid, tergantung tingkat kemampuan menyerap sang anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan begini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama mengembangkan potensinya.

Pemikiran maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam masa belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka. Semakin tinggi tingkat frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin positif kesadaran inheren, maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun kesadaran terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut pada keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak dibenarkan.

Dalam buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter leluhur kami yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami waktu itu. Misalnya, memilih binatang untuk percobaan. Namun, kaidah inteligensi dengan keras melarang mencampuri kehidupan orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak boleh memaksa atau menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung jawab atas perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa tidak aman adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti ini sangat baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah pelindung kami.

Kiamat yang Melanda Atlantis
Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara keseluruhan”, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.

Ada juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah manusia separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala manusia. Di saat itu, orang Atlantis dapat mengadakan transplantasi kawin silang, demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam, namun sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks. Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan takut terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat besar hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan inteligensi orang lain. Orang yang memilih hewan sebagai lawan main, biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap tidak matang.

Teknologi Maju yang Lalim
Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.

Empat unsur pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental dari galaksi dan bumi kami ini, basis materiil yang paling stabil. Mencoba menyatukan atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar hukum alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis, mereka “mengalah” pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi bermaksud “mengendalikan” 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur pokok dasar pada bintang tersebut.

Menjelang Hari Kiamat
Ramalan “kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: “Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu”. Menarik pelajaran, Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat” akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan aman ke barat.

Banyak orang meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke Mesir, ada juga menjelang “kiamat” meninggalkan Atlantis dengan kapal perahu, ke daratan baru yang tidak terdapat di peta. Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian dari peradaban kami, oleh karena itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang merasa kecewa dan meninggalkan kami, aktif mencari lingkungan yang maju dan aman. Oleh karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah perjalanan segelintir orang hingga ke daratan yang “aneh”, mereka kembali dengan selamat. Dan keadaan negerinya paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan tentang kehidupan di luar Atlantis.

Saya memilih tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami kerusakan apa pun, hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke kota. Saat beberapa pekan terakhir, kristal ditutup oleh pelindung transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat kristal ditemukan, ia akan membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama beberapa abad.

Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi kandas, gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung bangunan kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke arah terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke segala penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai seekor binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut telah menenggelamkan daratan.

Sumber Kehancuran
Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat, dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.

Bangsa Atlantis mementingkan “inteligensi jiwa” dan “tubuh” untuk mengembangkan seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini membuat peradaban mereka bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan penyebab utama tidak menimbulkan gejala ketidakseimbangan. Mengenai punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:

“Hukum yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia, keadilan Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia, peraturan hukum diukir di sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil Dewa Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan hidup berfoya-foya dan serba mewah.”

Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan:
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”

Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar orang “mengabaikan kesalahan”, hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya diam-diam “menyetujui kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.

Kita sebagai orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin pelajaran, merenungi kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal kehidupan hanya berdasarkan pengenalan yang objektif terhadap dunia materi yang nyata, dan mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna kehidupan sejati, berangsur menjadi bisnis memenuhi nafsu materiil, seperti ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada keserakahan, tidak mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan, mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah kita sedang berbuat kesalahan yang sama?

sumber:
http://nibiru.blogdetik.com/2009/07/03/sejarah-12-peradaban-yang-hilang/

12 Peradaban Kuno

1. Machu Picchu (Peru) : the lost city of Incas
Machu Picchu (Gunung Tua) adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca pra-Columbus yang terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 2.350 m. Machu Picchu berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco.
Machu Picchu (Peru) : the lost city of Incas

Situs ini sempat terlupakan oleh dunia internasional, tetapi tidak oleh masyarakat lokal. Situs ini kembali ditemukan oleh arkeolog dari universitas Yale Hiram Bingham III yang menemukannya pada 1911.

2.Angkor Wat (Kamboja) : the world’s largest religious temple
Angkor adalah sebuah rangkaian lokasi ibu kota Kerajaan Khmer dalam periode lama dari abad ke-9 sampai abad ke-15 Masehi. Puingnya terletak di hutan dan tanah perladangan di utara Danau Besar Tonle Sap, dekat Siem Reap, Kamboja sekarang ini, dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Kuil-kuil di Angkor Wat, sekarang sebagian besar telah dipugar, merupakan bagian dari contoh arsitektur Khmer.

3. Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika
Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis).
Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.

4. Petra (Yordania) : stones structure carved into rocks
Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu di Yordania. Petra berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘batu’. Petra merupakan simbol teknik dan perlindungan.
Kata ini merujuk pada bangunan kotanya yang terbuat dari batu-batu di Wadi Araba, sebuah lembah bercadas di Yordania. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir cadas setinggi 40 meter.
Petra merupakan ibukota kerajaan Nabatean. Didirikan pada 9 SM-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir

5. Palmyra (Syria) : the bride of desert
Palmyra dulunya adalah kota penting di Syria, terletak di daerah oasis 215 km timur laut Damascus. Dahulu dikenal dgn nama Tadmor (bhs Arab). Kota ini dulu terletak dekat sumber mata air panas, Afga, dan merupakan tempat singgah ideal bagi para kelompok pengelana dari Iraq – Al-Sham (skrng Syria, Lebanon, Holy Land, Jordan). Lokasinya yg strategis membuat Palmyra menjadi kerajaan terkenal dan makmur pada jamannya abad 2 SM.

6. Pompeii (Italy) : buried by volcanoPompeii
Volcano Pompeiadalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kota Napoli dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam beberapa kaki menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja. Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi. Saat ini kota Pompeii merupakan salah satu dari Situs Warisan Dunia UNESCO

7. Palenque (Mexico) : one of Mayan’s most exquisite cities
Palenque adalah kota peninggalan bersejarah suku Maya yg berlokasi di kaki gunung Tumbala, Chiapas, Mexico. Kota bersejarah ini tidak terlalu besar tetapi di dalamnya memiliki bangunan2 dengan arsitektur indah, patung2, ukir2an yg dibuat oleh suku Maya.

8. Vijayanagar (India) : capital of one of the largest Hindu templeKerajaan Vijayanagar
Capital of one of the largest Hindu templeKerajaan Vijayanagar adalah sebuah kerajaan India, sejak 1336 dan terletak di Deccan, India Selatan. Kerajaan Vijayanagar ditemukan oleh Harihara (Hakka) dan saudaranya Bukka Raya. Kerajaan ini diberi nama sesuai dengan nama ibukotanya, kini namanya berubah menjadi Hampi di Karnataka, India. Kerajaan ini berdiri mulai thn 1336 dan berakhir pd thn 1660.

9. Ephesus (Turkey) : one of the most important cities of early Christianity
Ephesus (Efes bhs Turkey), kota yg membentang sepanjang 3 km di bagian selatan kota Selcuk, provinsi Izmir, Turkey. Kota ini dulunya merupakan pusat perdagangan dan pusat agama Kristen sampai sekarang. Reruntuhan Ephesus merupakan salah satu obyek wisata favorit di Turkey.

10. Sanchi (India) : the best preserved group of Buddhist monuments
Sanchi merupakan komplek monument yg menandakan jaman keemasan Budha di masa Kerajaan Ashoka. Kalau jaman sekarang Sanchi sama dengan stupa, kuil, atau tempat kediaman para biksu. Monumen Sanchi berawal dr abad 3 SM sampai abad 12. Yang paling terkenal dr Sanchi adalah Stupa 1, yg dibangun oleh Raja Mauryan. Monumen ini berisi ukir2an yg bercerita ttg sejarah agama Budha.

11.Garden Of babylonia (jerusalem) :the secret garden of Jerussalem
Ahli astronomi bangsa Babylonia telah lama dikenal unggul di dunia peradaban kuno. Beberapa ribu tahun sebelum Copernicus, mereka telah menyadari bahwa bumi dan planet-planet lain berbentuk bulat dan bahwa mereka berputar mengelilingi matahari. Dengan pengetahuan ini mereka dapat secara akurat memprediksi gerhana matahari dan bulan. Banyak pelajar modern berasumsi bahwa bangsa Babylonia membangun ilmu astronomi mereka sendiri, untuk memenuhi kebutuhan akan perhitungan yang akurat dari ilmu astrologi mereka yang kompleks. Secara mengejutkan, hasil terjemahan teori bangsa Babylonia baru-baru ini mengindikasikan bahwa posisi dan pergerakan dari bintang dan planet dihitung berdasarkan persamaan yang kompleks dari peradaban Bangsa Sumeria. Bangsa babylonia nampaknya tidak memiliki pemahaman tentang teori dasar dari formula ini, hanya mengetahui bagaimana menggunakannya saja.

Bangsa Sumeria bahkan memiliki ilmu pengetahuan yang lebih tepat mengenai sistem solar dan posisinya di semesta daripada mewarisi Bangsa babylonia yang mendahului mereka. Penanggalan mereka direncanakan kurang lebih awal tahun 3000SM. Apakah model tersebut untuk penanggalan saat ini, dan mereka terbukti mengerti beberapa masalah astronomi yang lebih rahasia.

Misalnya tentang rotasi bumi, perputarannya bergoyang tidak selalu tepat pada porosnya, hal ini menyebabkan pergeseran secara perlahan-lahan -1 derajat setiap 72 tahun- mempengaruhi arah sumbu utara bumi. Fenomena ini dinamakan perputaran gasing. Great Year- atau waktu yang dibutuhkan sumbu utara-selatan bumi sampai ke tempatnya semula - adalah 25.921 tahun, dihitung dengan mengalikan waktu 72 tahun yang dilewati untuk bergeser di masing-masing derajat dengan 360 derajat pada perputaran penuh. Bangsa Sumeria mengerti tentang perputaran gasing ini dan mengetahui seberapa panjang Great Year – pekerjaan yang luar biasa, telah memberikan pengamatan sangat panjang yang rumit dan peralatan yang memadai.

Bangsa Sumeria juga mampu mengukur jarak antar bintang dengan sangat tepat. Namun bagaimana mungkin manusia pra teknologi mempelajari batas-batas bumi, dan bahkan lebih misterius, mengapa? Seperti juga peta bintang-bintang yang jelas-jelas sesuatu hal yang dibutuhkan bagi penjelajah luar angkasa, namun untuk apa bangsa Sumeria membuatnya?

12.Atlantis of plato land

Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 - 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus.

Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.

Dibagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias mengisahkan tentang Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM).
Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.

Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,
tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.

Jika dibaca dari sepenggal kisah diatas maka kita akan berpikiran bahwa Atlantis merupakan sebuah peradaban yang sangat memukau. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah menjadikannya sebuah bangsa yang besar dan mempunyai kehidupan yang makmur.
Tapi kemudian saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2 kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada dalam kehidupan di bumi ini?

Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah ada.

Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga
menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.

Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan
Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.

Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang
hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu
dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?

Awal tahun ‘70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok peneliti
telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?

Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia.
Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?

Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda.
Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?

Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut “segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?

Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Sedangkan menurut Plato Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.



Sumber:
http://nibiru.blogdetik.com/2009/07/03/sejarah-12-peradaban-yang-hilang/

Rabu, 06 Januari 2010

Peradaban Thracian (Bulgaria)

Bulgaria: Pusat Peradaban Thracian Sebuah penemuan langka, sisa-sisa peradaban kuno

Roda sejarah Bulgaria telah menggosokkan kedua tangannya belakangan ini, dengan penuh rasa antusias dan ketertarikan. Sejak beberapa bulan ini, tim arkeolog telah membuat penemuan di “Lembah Raja-Raja Thracian”, dan tempat lainnya, menemukan kembali artifak yang tidak pernah dilihat sejak jaman raja-raja Thracian.

Thrace adalah sebuah wilayah geografis dan bersejarah, dan ditonjolkan dalam mitos dan literatur Yunani.

Georgi Kitov Ph. D menggali dua dari tanah kuburan Thracian yang terletak di Timur Sliven, sebuah kota di tenggara Bulgaria. Spesialis Kitov adalah peradaban Thracian, dan mulai terkenal dengan penemuan pertamanya di area ini, di mana dia memakai cara penggalian yang tidak biasa dan kontroversial.

Pada salah satu dari 13 tanah kuburan di Lembah Kazanluk, tim peneliti menemukan bekas sebuah meja dan kursi dari abad pertama Kerajaan Romawi. Ini adalah tempat yang sama di satu-satunya kota Thracian, Sevastopolys, juga ditemukan dan diteliti. Kota tersebut adalah ibukota dari Raja Seuthes III pada sekitar 300 tahun sebelum Masehi. Kekayaan dari aktivitas Thracian di wilayah ini membuatnya dinamai “Lembah dari Raja-Raja Thracian.” Arkeolog yang terlibat dalam penggalian tersebut mengatakan bahwa mereka yakin penemuan baru ini akan memberikan gambaran mengenai gaya hidup, kebudayaan, bahkan furnitur dari Thracian.

Sebagai contoh, sebuah kuburan telah ditemukan di tanah kuburan Anguelova, di mana di dalamnya terdapat 11 tempat air minum, 3 vas, dan beberapa pot tanah liat. Karya seni yang unik, peralatan ritual, dan perhiasan juga telah ditemukan dalam penggalian tersebut. Tetapi, penemuan yang paling penting adalah empat kuburan anak-anak.

Arkeolog mengatakan bahwa salah satu dari kuburan tersebut terdapat seorang anak laki-laki atau perempuan dari “Pendeta Matahari”. Anak tersebut diletakkan dalam makam tanpa dikremasi sesuai dengan tradisi umum pada saat itu. Arkeologi akan meneliti lebih lanjut sembilan tanah kuburan di sekitar Sliven pada musim panas.


Pada tujuh kubur lainnya ditemukan berisi timbunan beragam ornamen yang berbeda: sepasang giwang emas, cincin, remukan jambang ritual, dan sebuah lampu keramik. Mereka menemukan dalam semua makam sebuah koin, sehingga yang meninggal dapat membayar biaya untuk pergi ke dunia lain, sesuai dengan tradisi mereka.

Beberapa makam yang lain telah dijarah bertahun-tahun yang lalu, walaupun banyak makam yang lebih dalam masih belum tersentuh. Pada beberapa makam mereka menemukan lagi perhiasan, gelang dari gelas dan perunggu, cincin, kalung dan tanda materai. Kitov menjelaskan bahwa banyak dari perhiasan tersebut menunjukkan kesenian yang sangat aneh. Semuanya diberikan kepada museum sejarah di Slivern, untuk diteliti lebih lanjut.

Saat Kitov dan timnya sedang melakukan penggalian di sekitar Sliven, arkeolog lain, Daniela Agre, juga menemukan penemuannya yang menakjubkan. Di daerah perbatasan Bulgaria dengan Turki, di selatan kota Yambul, dia menggali sebuah artifak tembikar, dan menemukan, di antara benda-benda lain sebuah sarkofagus yang unik dengan perhiasan emas melekat padanya, dan sebuah makam dari seorang prajurit Thracian di-kuburkan bersama dengan kuda setianya.

Para arkeolog sangat tertarik dengan artifak tembikar yang tergali — sebuah ruang kuburan, biasanya berhubungan dengan kepercayaan religius kuno dan ritual, dibuat dari lempengan batu. Dolmen telah ditemukan di Eropa, Asia, dan Afrika, terutama di sepanjang pesisir pantai. Mereka berasal dari periode Neolithikum awal, sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi.

Salah satu dari penemuan bersejarah dari Kitov dan timnya, mungkin adalah penemuan dari sebuah kuburan yang berisi sebuah kuil Thracian yang berumur 2500 tahun lalu, dengan sebuah muka gedung setinggi 5 meter.

Banyak orang terkesan dengan penemuan-penemuan dari tim Kitov dan lainnya, dan percaya bahwa penemuan dari Thracian kuno mungkin melebihi peradaban Yunani. (epochtimes/san)*

http://en.epochtimes.com/n2/science-technology/bulgaria-thracian-civilization-855.html

Peradaban Thracian

Bulgaria: Pusat Peradaban Thracian Sebuah penemuan langka, sisa-sisa peradaban kuno

Roda sejarah Bulgaria telah menggosokkan kedua tangannya belakangan ini, dengan penuh rasa antusias dan ketertarikan. Sejak beberapa bulan ini, tim arkeolog telah membuat penemuan di “Lembah Raja-Raja Thracian”, dan tempat lainnya, menemukan kembali artifak yang tidak pernah dilihat sejak jaman raja-raja Thracian.

Thrace adalah sebuah wilayah geografis dan bersejarah, dan ditonjolkan dalam mitos dan literatur Yunani.

Georgi Kitov Ph. D menggali dua dari tanah kuburan Thracian yang terletak di Timur Sliven, sebuah kota di tenggara Bulgaria. Spesialis Kitov adalah peradaban Thracian, dan mulai terkenal dengan penemuan pertamanya di area ini, di mana dia memakai cara penggalian yang tidak biasa dan kontroversial.

Pada salah satu dari 13 tanah kuburan di Lembah Kazanluk, tim peneliti menemukan bekas sebuah meja dan kursi dari abad pertama Kerajaan Romawi. Ini adalah tempat yang sama di satu-satunya kota Thracian, Sevastopolys, juga ditemukan dan diteliti. Kota tersebut adalah ibukota dari Raja Seuthes III pada sekitar 300 tahun sebelum Masehi. Kekayaan dari aktivitas Thracian di wilayah ini membuatnya dinamai “Lembah dari Raja-Raja Thracian.” Arkeolog yang terlibat dalam penggalian tersebut mengatakan bahwa mereka yakin penemuan baru ini akan memberikan gambaran mengenai gaya hidup, kebudayaan, bahkan furnitur dari Thracian.

Sebagai contoh, sebuah kuburan telah ditemukan di tanah kuburan Anguelova, di mana di dalamnya terdapat 11 tempat air minum, 3 vas, dan beberapa pot tanah liat. Karya seni yang unik, peralatan ritual, dan perhiasan juga telah ditemukan dalam penggalian tersebut. Tetapi, penemuan yang paling penting adalah empat kuburan anak-anak.

Arkeolog mengatakan bahwa salah satu dari kuburan tersebut terdapat seorang anak laki-laki atau perempuan dari “Pendeta Matahari”. Anak tersebut diletakkan dalam makam tanpa dikremasi sesuai dengan tradisi umum pada saat itu. Arkeologi akan meneliti lebih lanjut sembilan tanah kuburan di sekitar Sliven pada musim panas.


Pada tujuh kubur lainnya ditemukan berisi timbunan beragam ornamen yang berbeda: sepasang giwang emas, cincin, remukan jambang ritual, dan sebuah lampu keramik. Mereka menemukan dalam semua makam sebuah koin, sehingga yang meninggal dapat membayar biaya untuk pergi ke dunia lain, sesuai dengan tradisi mereka.

Beberapa makam yang lain telah dijarah bertahun-tahun yang lalu, walaupun banyak makam yang lebih dalam masih belum tersentuh. Pada beberapa makam mereka menemukan lagi perhiasan, gelang dari gelas dan perunggu, cincin, kalung dan tanda materai. Kitov menjelaskan bahwa banyak dari perhiasan tersebut menunjukkan kesenian yang sangat aneh. Semuanya diberikan kepada museum sejarah di Slivern, untuk diteliti lebih lanjut.

Saat Kitov dan timnya sedang melakukan penggalian di sekitar Sliven, arkeolog lain, Daniela Agre, juga menemukan penemuannya yang menakjubkan. Di daerah perbatasan Bulgaria dengan Turki, di selatan kota Yambul, dia menggali sebuah artifak tembikar, dan menemukan, di antara benda-benda lain sebuah sarkofagus yang unik dengan perhiasan emas melekat padanya, dan sebuah makam dari seorang prajurit Thracian di-kuburkan bersama dengan kuda setianya.

Para arkeolog sangat tertarik dengan artifak tembikar yang tergali — sebuah ruang kuburan, biasanya berhubungan dengan kepercayaan religius kuno dan ritual, dibuat dari lempengan batu. Dolmen telah ditemukan di Eropa, Asia, dan Afrika, terutama di sepanjang pesisir pantai. Mereka berasal dari periode Neolithikum awal, sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi.

Salah satu dari penemuan bersejarah dari Kitov dan timnya, mungkin adalah penemuan dari sebuah kuburan yang berisi sebuah kuil Thracian yang berumur 2500 tahun lalu, dengan sebuah muka gedung setinggi 5 meter.

Banyak orang terkesan dengan penemuan-penemuan dari tim Kitov dan lainnya, dan percaya bahwa penemuan dari Thracian kuno mungkin melebihi peradaban Yunani. (epochtimes/san)*

Sumber:
http://erabaru.net/sejarah/56-sejarah/1280-bulgaria-pusat-peradaban-thracian-sebuah-penemuan-langka-sisa-sisa-peradaban-kuno-
http://en.epochtimes.com/n2/science-technology/bulgaria-thracian-civilization-855.html

Tionkok 1

Asal Usul Peradaban Tiongkok
cri

Orang Tiongkok tak peduli di mana pun berada akan merasa sangat bangga menyebut dirinya sebagai "keturunan naga?"atau "anak cucu Yan Huang" di depan orang asing.

Dalam kitab sejarah zaman kuno Tiongkok, Huang Di dan Yan Di biasanya disebut sebagai pendiri peradaban bangsa Tionghoa. Orang Tionghoa baik yang di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri juga menganggap Huang Di dan Yan Di sebagai nenek moyang bangsa Tionghoa. Namun catatan tentang Huang Di dan Yan Di dalam kitab sejarah Tiongkok sangat sedikit. Pada hal, Huang Di dan Yan Di hanya merupakan tokoh legendaris dalam dongeng zaman kuno. Mereka pada awalnya mewakili dua suku etnis. Dalam proses perkembangan sejarah dalam waktu panjang, persekutuan antara etnis Yan Di dan etnis Huang Di terus memperluas daerah penguasaannya yang melingkupi kawasan dari pantai di ujung timur sampai Gansu di barat, dan dari Shanxi dan Hebei di utara sampai aliran Sungai Yangtse di selatan, yaitu pada pokoknya menguasai seluruh bagian Tiongkok Tengah, yang merupakan bentuk awal Tiongkok. Kemudian, suku etnis Yan Di dan Huang Di yang bersekutu diberi nama Etnis Huaxia, yang pada hari-hari kemudian berkembang menjadi Bangsa Tionghoa. Dari cerita itulah Bangsa Tionghoa menyebut dirinya sebagai ?anak cucu Yan Huang?. Konon, ?Long? atau Naga adalah totem etnis Huaxia, maka Bangsa Tionghoa juga disebut sebagai ?keturunan naga?.

Dalam buku-buku zaman kuno tercantum banyak dongeng yang memuji nenek moyang Yan Di dan Huang Di. Misalnya, konon Yan Di mengajar anak asuhannya bercocok tanam dan menemukan obat-obatan. Sedangkan Huang Di menemukan kuali untuk memasak nasi. Atas permintaannya, anak asuhannya Cang Jie menciptakan huruf Kanji dan Ling Lun menciptakan musik. Huang Di meminta istrinya Luo Zu mengajar rakyatnya menernakkan ulat sutera dan menarik benang dari kepompong ulat sutera.

Walaupun itu hanya dongeng saja, namun arkeologi modern dan ilmu sejarah telah membuktikan bahwa Tiongkok adalah salah satu negara peradaban kuno di dunia bersama dengan Mesir Kuno, Mesopotamia dan India. Sementara itu, peradaban Tionghoa adalah satu-satunya peradaban yang diturunkan tanpa terputus sampai sekarang. Apalagi, peradaban kuno Tiongkok, khususnya peradaban pada awalnya merupakan peradaban orisinal yang muncul dan berkembang secara bebas dan mandiri.

Di wilayah yang luas, peradaban zaman kuno Tiongkok mengalami masa perkembangan dari multipolar ke integrasi. Sungai Kuning di Tiongkok Utara dan Sungai Yangtse di Tiongkok Selatan adalah dua sungai induk bangsa Tionghoa. Kedua sungai itu mata airnya terletak di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet Tiongkok Barat dan sama-sama mengalir dari barat ke timur dengan melintasi seluruh Tiongkok untuk pada akhirnya mengalir masuk ke dalam laut. Peradaban orisinal dalam dua kelompok berbeda yang dilahirkan di aliran kedua sungai itu adalah isi utama peradaban bangsa Tionghoa. Hasil penyelidikan arkeologi di Provinsi Sichuan Tiongkok Barat Daya pada tahun-tahun belakangan ini membuktikan bahwa di daerah itu pernah terdapat peradaban yang berbeda dengan peradaban aliran dua sungai tersebut. Penemuan itu menyediakan bahan baru untuk menjajaki asal usul peradaban bangsa Tionghoa.

Masa antara tahun 3000 dan tahun 2000 sebelum Masehi adalah masa kunci bagi peradaban bangsa Tionghoa untuk berkembang menjadi satu peradaban dari peradaban yang plural. Kebudayaan Haidai dengan Gunung Taishan di Shandong Tiongkok Timur sebagai pusatnya berangsur-angsur menyatukan daerah aliran Sungai Kuning dan daerah aliran tengah dan hilir Sungai Yangtse untuk berkembang menjadi Kebudayaan Longshan Shandong, yang merupakan kebudayaan representatif masa akhir Zaman Batu Awal Tiongkok. Pada masa itu, kebudayaan zaman batu awal yang berkembang bersama di berbagai daerah saling menyerap dan saling berkonfrontasi sehingga mempercepat proses pembentukan dinasti zaman kuno dengan bagian tengah Tiongkok sebagai pusatnya.

Masa antara Zaman Longshan dari tahun 3000 sampai tahun 2000 sebelum Masehi dan Dinasti Xia dan Shang, dua dinasti paling awal Tiongkok, adalah masa perkembangan awal peradaban zaman kuno Tiongkok, sekaligus masa pembentukan dan perkembangan tahap pertama negara-negara kekaisaran zaman kuno Tiongkok. Sistem politik, sistem birokrasi, kepercayaan agama dan struktur masyarakat pada zaman kuno Tiongkok semuanya meletakkan dasarnya pada waktu itu.
Tahun 1996, Tiongkok menggulirkan proyek penentuan tahun jitu dinasti-dinasti Xia, Shang dan Zhou dalam rangka mendirikan baku kronologi masyarakat zaman kuno Tiongkok. Proyek itu mengikut-sertakan 200 lebih sarjana, antara lain, sejarawan, arkeolog, pakar huruf zaman kuno dan ilmuwan sains alam. Proyek itu digulirkan untuk menjajaki informasi tentang masyarakat purbakala Tiongkok dengan menggunakan arkeologi modern dan hasil ilmu pengetahuan alam. Tahun 2000, salah satu hasil proyek itu, yaitu kronologi Dinasti Xia, Dinasti Shang dan Dinasti Zhou lulus dari ujian. Menurut kronologi itu, Dinasti Xia, negara dinasti pertama dalam sejarah Tiongkok berkuasa antara tahun 2070 dan 1600 sebelum Masehi. Sedangkan proses perkembangan dan asal usul peradaban sebelumnya justru seperti asal usul angkasa, asal usul jiwa dan asal usul manusia masih merupakan target yang memerlukan uapaya kalangan ilmiah Tiongkok.

sumber:
http://indonesian.cri.cn/1/2003/12/10/1@1143.htm

Peradaban Mesir Kuno 1

Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir.

Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas barat adalah gurun Libia. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.

Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran.

Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil.

Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil (Egypt is the gift of the Nile)".

Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.

Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil.

Sejarah politik di Mesir berawal dari terbentuknya komunitas-komunitas di desa-desa sebagai kerajaan-kerajaan kecil dengan pemerintahan desa. Desa itu disebut nomen. Dari desa-desa kecil berkembanglah menjadi kota yang kemudian disatukan menjadi kerajaan Mesir Hilir dan Mesir Hulu. Proses tersebut berawal dari tahun 4000 SM namun pada tahun 3400 SM seorang penguasa bernama Menes mempersatukan kedua kerajaan tersebut menjadi satu kerajaan Mesir yang besar.

Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh raja yang bergelar Firaun. Ia berkuasa secara mutlak. Firaun dianggap dewa dan dipercaya sebagai putera Dewa Osiris. Seluruh kekuasaan berada ditangannya baik sipil, militer maupun agama.

Sebagai penguasa, Firaun mengklaim atas seluruh tanah kerajaan. Rakyat yang tinggal di wilayah kerajaan harus membayar pajak. Untuk keperluan tersebut Firaun memerintahkan untuk sensus penduduk, tanah dan binatang ternak. Ia membuat undang-undang dan karena itu menguasai pengadilan. Sebagai penguasa militer Firaun berperan sebagai panglima perang, sedangkan pada waktu damai ia memerintahkan tentaranya untuk membangun kanal-kanal dan jalan raya.

Untuk menjalankan pemerintahannya Firaun mengangkat para pejabat yang pada umumnya berasal dari golongan bangsawan. Ada pejabat gubernur yang memerintah propinsi, panglima ketentaraan, hakim di pengadilan dan pendeta untuk melaksanakan upacara keagamaan. Salah satu jabatan penting adalah Wazir atau Perdana Menteri yang umumnya dijabat oleh putra mahkota.

Sejak tahun 3400 SM sejarah Mesir diperintah oleh 30 dinasti yang berbeda yang terdiri dari tiga jaman yaitu Kerajaan Mesir Tua yang berpusat di Memphis, Kerajaan Tengah di Awaris dan Mesir Baru di Thebe.

Secara garis besar keadaan pemerintahan raja-raja Mesir adalah sebagai berikut.

Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM)

Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar.

Kerajaan Mesir Tua disebut jaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser.

Piramida di Gheza adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa.

Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.

Kerajaan Mesir Tengah (1640 – 1570 SM)

Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.

Kerajaan Mesir Baru (1570 - 1075 SM)

Sesudah diduduki bangsa Hyksos, Mesir memasuki jaman kerajaan baru atau jaman imperium. Disebut jaman imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah/daerah di Asia barat termasuk Palestina, Funisia dan Syria.

Raja-raja yang memerintah jaman Mesir Baru antara lain:

Ahmosis I

Ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga berkuasalah dinasti ke 18, ke 19 dan ke 20.

Thutmosis I

Pada masa pemerintahannya Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang subur.

Thutmosis III

Merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.

Amen Hotep IV

Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa.

Ramses II

Ramses II dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil.

Masa Ramses II diperkirakan sejaman dengan kehidupan nabi Musa.

Setelah pemerintahan Ramses II kekuasaan di Mesir mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan Assyria pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi bagian imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar Zulkarnaen dan para penggantinya dari Yunani dengan dinasti terakhir Ptolemeus (masih diragukan keabsahannya - Amna). Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus adalah Ratu Cleopatra dan sejak tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah Romawi.

Sistem Kepercayaan Bangsa Mesir Kuno

Masyarakat Mesir mengenal pemujaan terhadap dewa-dewa. Ada dewa yang bersifat nasional yaitu Ra (Dewa Matahari), Amon (Dewa Bulan) kemudian menjadi Amon Ra.

Sebagai lambang pemujaan kepada Ra didirikan obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian. Untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III.

Selain dewa nasional maka ada dewa-dewa lokal yang dipuja pada daerah-daerah tertentu seperti Dewa Osiris yaitu hakim alam baka, Dewi Isis yaitu dewi kecantikan isteri Osiris, Dewa Aris sebagai dewa kesuburan dan dewa Anubis yaitu dewa kematian.

Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir berdasarkan pemahaman sebagai berikut:
Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
Yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan.

Jadi dengan taat menyembah pada dewa masyarakat lembah sungai Nil mengharap jangan menjadi sasaran maut.

Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan pengawetan jenazah yang disebut mummi. Dasarnya membuat mummi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindari dari kehendak dewa maut. Manusia ingin tetap hidup abadi. Agar roh tetap hidup maka jasad sebagai lambang roh harus tetap utuh.

Tulisan

Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.

Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.

Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani.

Dengan terbacanya isi batu Rosetta terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang Anda kenal sampai sekarang.

Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang Papyrus.

Dokumen Papirus sudah digunakan sejak dinasti yang pertama. Cara membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan memotongnya. Kemudian kulitnya dikupas dan intinya diiris/disayat tipis-tipis.

Sistem Kalender

Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2 hari. Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar).

Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.

Seni Bangunan (Arsitektur)

Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan arsitektur.

Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan.

Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun. Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya.

Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah. Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi spinx adalah penjaga piramida.

Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gheza. Selain Cheops, di Gheza juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida firaun Joser. Selain piramida apakah ada tempat pemakaman yang lain di Mesir? Berdasarkan penggalian di daerah El Badari ditemukan pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan bestattung artinya pemakaman) karena orang yang meninggal dimasukkan dengan cara didudukkan menjongkok. Ada pula pemakaman yang disebut mastaba untuk golongan bangsawan.

Bangunan kedua adalah kuil yang berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah adalah Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra.

Kuil Karnak panjangnya ±433 m (1300 kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter ±6,6 m (20 kaki). Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_lembah_sungai_Nil.
http://www.papyrusz.co.cc/2008/10/peradaban-mesir-kuno.html

Peradaban Jawa Kuno

Peninggalan Peradaban Jawa Kuno

Situs purbakala yang menjadi peninggalan peradaban Jawa Kuno tersebar di berbagai tempat di bagian tengah Pulau Jawa, mulai dari Dataran Tinggi Dieng hingga ujung gugusan pegunungan kapur di sisi selatan pulau Jawa, yang disebut Dataran Tinggi Siwa.

Di seputar dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah terdapat sejumlah candi yang beraliran Siwa. Candi-candi ini tidak terkumpul dalam satu kelompok, namun tersebar dalam kawasan yang luas. Nama-namanya diambil dari nama tokoh pewayangan, seperti Candi Bima, Candi Srikandi, Candi Abiyasa, Candi Gatotkaca, Candi Nala Gareng, dan sebagainya. Candi-candi ini kemungkinan berasal dari abad ke-7 hingga abad ke-8 masehi. Keberadaannya ditempat yang tinggi berhubungan dengan kepercayaan nenek moyang bahwa orang-orang yang telah meninggal terdpat di tempat yag tinggi, surga. Dan sebagaimana diyakini, candi berfungsi sebagai tepat penyimpanan abu orang yang meninggal.

Di lereng Gunung Ungaran, Jawa Tengah, ditemukan gugusan candi yang dikenal dengan nama Candi Gedongsongo. Nama candi ini berasal dari jumlah candi yang ada, yaitu 9 buah candi, meskipun hanya tinggal 5 yang masih berdiri. Kapan candi ini didirikan dan siapa pendiri candi ini tidak diketahui dengan pasti. namun berdasarkan bentuk ornamennya, Candi Gedongsongo diperkirakan sejaman dengan candi-candi di Dieng.

Situs purbakala yang menjadi peninggalan peradaban Jawa Kuno juga dijumpai di seputar Kalasan, Yogyakarta, diantara Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Sambisari dan Candi Kedulan. Candi Kalasan adalah candi dengan latar belakang dan corak Buddha yang tertua yang ditemukan di Jawa Tengah, yang dibangun pada tahun 778 Masehi. Candi Kalasan didirikan oleh Rakai Panangkaran sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Tara. Candi Sari hanya terletak beberapa ratus meter dari Candi Kalasan dan diperkirakan dibangun pada masa yang sama. Fungsinya diperkirakan sebagai asrama para pendeta Buddha pada jaman itu.

Candi Sambisari adalah candi dengan latar belakang agama Hindu dengan aliran Siwa. yang perkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi ini ditemukan dalam kondisi tertimbun lapisan tanah akibat letusan Gunung Merapi. Candi Kedulan memiliki latar belakang dan bentuk yang serupa dengan Candi Sambisari. Uniknya, candi ini juga ditemukan dalam kondisi yang sama sebagaimana Candi Sambisari, tertimbun lapisan tanah di sekitarnya.

Bekas-bekas peradaban Jawa Kuno dengan mudah dapat dijumpai di sekitar kawasan Prambanan. Candi Lara Jonggrang Prambanan yang menjadi candi Hindu terbesar di Indonesia adalah situs terpenting dari sekian banyak situs purbakala di seputar Prambanan. Dalam kompleks yang sama, juga ditemukan 3 gugusan candi, yaitu : Candi Lumbung, Candi Bubrah dan Candi Sewu yang berlatar belakang Buddha. Di sebelah timur laut Candi Lara Jonggrang Prambanan, berdiri Candi Plaosan, yang terdiri dari Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Di kawasan Prambanan juga dapat dijumpai Candi Sojiwan dan Candi Gana yang masih dalam proses pemugaran.

Selain di seputar Kalasan dan Prambanan, bekas-bekas perabadan Jawa Kuno juga banyak dijumpai di seputar perbukitan Pegunungan Seribu bagian utara, yang dikenal dengan nama Dataran Tinggi Siwa. Dari kawasan Prambanan, dataran tinggi ini hanya berjarak beberapa kilometer ke arah selatan. Setidaknya ada 4 kelompok percandian, yaitu : Candi Banyunibo, Candi Barong, Candi Ijo, dan Situs Keraton Ratu Boko. kecuali Candi Banyunibo, 3 candi lainnya berada di puncak bukit. Dan Keraton Ratu Boko adalah situs yang terbesar diantara candi-candi di seputar Dataran Tinggi Siwa.

Dari sekian banyak candi sebagai peninggalan peradaban Jawa Kuno, Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah adalah candi Buddha terbesar di Indonesia yang paling menarik perhatian dunia. Borobudur adalah sebuah candi yang begitu elok. Tingginya lebih dari 30 meter dengan diameter alas sepanjang 120 meter. Bagian-bagian tubuhnya, dihiasi lebih dari 500 buah patung serta sekitar 1500 panel relief seluas 2500 meter persegi. Meski begitu dikenal karena keindahannya, Candi Borobudur menyimpan beribu misteri. Sejarah hanya mencatat bahwa candi raksasa ini dibangun pada masa kejayaan Dinasti Syailendra, sekitar abad ke-8 Masehi. Selebihnya tidak ada data yang pasti. Tidak jauh dari Candi Borobudur juga terdapat 2 buah candi beraliran Buddha yang masih berdiri kokoh, yaitu Candi Mendut dan Candi Pawon. Ketiga candi ini sekarang menjadi tempat peribadatan utama umat Buddha di Jawa.

Situs purbakala peninggalan peradaban Jawa Kuno masih banyak lagi dijumpai di Jawa Tengah bagian selatan, khususnya di sekitar Gunung Merapi. Tidak semua temuan itu berhasil diidentifikasi dengan sempurna. Sehingga tidak mudah bagi kita untuk mengenali bagaimana situasi masyarakat Jawa pada masa-masa itu.

* Catatan: Disajikan kembali dari tulisan Agus Yuniarso dalam buku “Cinderamata 250 Tahun Kota Yogyakarta 1756-2006, Transkrip Naskah 15 Video Dokumenter Budaya Seputar Kota Yogyakarta” (Yogyakarta: Galeri Video Foundation, 2006)

Peradapan Asia

ASIA TENGGARA, TANAH ASAL PERADABAN KUNO DUNIA.

Hampir semua tulisan tentang sejarah peradaban menempatkan Asia Tenggara sebagai kawasan 'pinggiran'. Kawasan yang kebudayaannya dapat subur berkembang hanya karena imbas migrasi manusia atau riak-riak difusi budaya dari pusat-pusat peradaban lain, baik yang berpusat di Mesir, Cina, maupun India.

Stephen Oppenheimer berpendapat lain. Dokter ahli genetik yang belajar banyak tentang sejarah peradaban ini malah melihat kawasan Asia Tenggara sebagai tempat cikal bakal peradaban kuno berasal. Munculnya peradaban di Mesopotamia, Lembah Sungai Indus, dan Cina justru dipicu oleh kedatangan para migran dari Asia Tenggara. Oppenheimer. Didukung oleh data yang diramu dari hasil kajian arkeologi, etnografi, linguistik, geologi, maupun genetika.

Rekonstruksi Oppenheimer diawali dari saat berakhirnya puncak Jaman Es (Last Glacial Maximum) sekitar 20.000 tahun yang lalu. Ketika itu, muka air laut masih sekitar 150 m di bawah muka air laut sekarang. Kepulauan Indonesia bagian barat masih Bergabung dengan benua Asia menjadi dataran luas yang dikenal sebagai Paparan Sunda. Namun ketika bumi memanas, timbunan es yang ada di kutub meleleh dan mengakibatkan banjir besar yang melanda dataran rendah di berbagai penjuru dunia.

Data geologi dan oseanografi mencatat setidaknya ada tiga banjir besar yang terjadi pada sekitar 14.000, 11.000, dan 8,000 tahun lalu. Banjir besar yang terakhir bahkan menaikkan muka air laut hingga 5-10 meter lebih tinggi dari yang sekarang. Yang paling parah dilanda banjir adalah Paparan Sunda dan pantai Cina Selatan. Paparan Sunda malah menjadi pulau-pulau yang terpisah, antara lain Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sumatera. Padahal, waktu itu kawasan ini sudah cukup padat dihuni manusia prasejarah yang berpenghidupan sebagai petani dan nelayan. Bagi Oppenheimer, kisah 'Banjir Nuh' atau 'Benua Atlantis yang hilang' tidak lain adalah rekaman budaya yang mengabadikan fenomena alam dahsyat ini. Di kawasan Asia Tenggara, kisah atau legenda seperti ini juga masih tersebar luas di antara masyarakat tradisional.

Ketika banjir melanda, terjadi diaspora para penghuni kawasan ini. Mereka menyebar ke Barat hingga India dan Mesopotamia, ke Timur lalu menghuni Kepulauan Pasifik, dan ke Utara sampai ke Cina dan Jepang bahkan terus menyeberang ke Amerika lewat Selat Bering. Menurut Oppenheimer, diaspora ini cocok dengan rekonstruksi linguistik terbaru versi Johanna Nichols yang menyatakan bahwa Asia Tenggara sebagai pusat persebaran bahasa-bahasa dunia setelah akhir zaman Es. Ini tentu saja amat bertentangan dengan teori yang umum dianut, yang meletakkan tempat asal bahasa-bahasa Asia Timur (Tibeto-Burma, Tai-Kadai, Austroasiatik dan Austronesia) di timur Himalaya, tempat sungai-sungai besar di daratan Asia berhulu. Namun, Oppenheimer juga merujuk sintesis dari empat pakar arkeologi yang meyakini bahwa kawasan ex- Paparan Sunda adalah pusat diaspora manusia pada akhir zaman Es.

Petunjuk genetika pun membuktikan bahwa penduduk Asia Tenggara sudah menghuni kawasan ini paling tidak sejak akhir Kala Pleistosen, dan tidak banyak mendapat aliran gen baru dari daratan Asia. Oppenheimer yakin, 'Orang Asli' yang kini bermukim di Semenanjung Malaya adalah sisa penduduk asli Paparan Sunda yang 'tetap tinggal di rumah' ketika keluarga lainnya migrasi. Artinya, migrasi terjadi dari kawasan Kepulauan Asia Tenggara ke Daratan Asia, dan bukan sebaliknya. Jadi, migrasi penutur bahasa Austronesia pun bukan dari Cina Selatan-Taiwan ke Kepulauan Filipina-Indonesia lalu ke Pasifik dan Madagaskar seperti yang disintesiskan oleh ahli bahasa Robert Blust maupun ahli arkeologi Peter Bellwood. Justru dari Kepulauan Indonesia-lah, para penutur Austronesia berasal.

Bagi Oppenheimer, orang Sumeria yang menjadi peletak dasar peradaban di Mesopotamia adalah orang Asia Tenggara. Kesamaan benda-benda Neolitik yang muncul di Asia Tenggara dan Mesopotamia sekitar 7.500 tahun lalu menjadi salah satu bukti. Ciri fisik orang Sumeria yang bermuka lebar (brachycepalis) dan wajah tipikal 'orientalis' patung-patung wanita Sumeria bisa jadi bukti lainnya. Malahan, tokoh legenda Uthnapishtim, yang dalam wiracarita Gilgamesh dan daftar raja-raja Sumeria disebut sebagai satu-satunya orang yang selamat dari banjir besar, sehingga dianggap prototipe 'Nabi Nuh', tidak lain adalah personifikasi migran dari Asia Tenggara. Dalam legenda Babilonia, kedatangan migran Asia Tenggara direkam dalam kisah tujuh orang bijak yang datang dari laut (Timur) membawa berbagai keterampilan dan pengetahuan baru. Kisah seperti ini juga terdapat di Hindukush (pusat peradaban Indus kuno) dan dimuat dalam Buku Kematian Mesir kuno. Sementara itu, dalam berbagai varian, legenda ini masih tersebar luas di Kepulauan Nusantara hingga Pasifik.

Oppenheimer tidak berhenti sampai di situ. Ia mengungkapkan bahwa kisah bertema penciptaan Adam-Hawa hingga sengketa Kaen-Habel ternyata tersebar luas di Asia dan Pasifik. Di New Zealand, orang Maori menyebut wanita pertama sebagai 'Eevee'. Dalam berbagai mitos di kawasan ini, manusia pertama dikisahkan dibuat dari lempung merah. Kisah sengketa dua saudara kandung juga populer di Papua Nugini dengan tokoh bernama Kullabop dan Manup. Karena itu, Oppenheimer yakin kisah Kejadian Dunia (Genesis) aslinya berasal dari Asia Tenggara, sehingga ia menganggap Asia Tenggara sebagai 'Taman Firdaus' (Eden in the East).

Teori hiper-difusionisme pun disusun dari paralelisme data arkeologi, organisasi sosial, religi, dan ciri etnografi lain yang terdapat di berbagai penjuru dunia (Trigger, 1989). Kalau dalam cara meyakinkan pembacanya, karya Oppenheimer ini mirip dengan karya-karya Eric von Daniken, yang menganggap peradaban manusia di bumi ini sebagai hasil transfer iptek dari mahluk angkasa luar !

Seperti von Daniken, Oppenheimer juga menggunakan penggalan-penggalan data arkeologi yang diramu dengan beragam hasil kajian ilmiah bidang lainnya. Gaya penyajiannya yang ilmiah populer membuat buku ini enak dibaca. Karya seperti ini dikenal sebagai pseudo-archaeology.

Membaca buku Oppenheimer memang mengasyikkan, khususnya bagi mereka yang berwawasan 'posmo'. Nuansa dekonstruksi yang kuat dalam buku ini bisa membuat mereka sulit berhenti membaca. Hampir di tiap bagian ada kontroversi, yang kemudian dipecahkan dengan cerdik.. Apalagi, data yang dipakai amat mutakhir, termasuk data paling baru yang dikumpulkan si penulis sendiri saat ia praktek sebagai dokter di desa-desa terpencil Asia Tenggara dan Papua Nugini.

Eden in the East, the Drowned Continent of
Southeast Asia
Stephen Oppenheimer

Hardback : Weidenfeld & Nicholson Ltd,
London, 1998
Paperback : Phoenix Books, 1999
(xvi, 560 hal. Illustrasi.)

"ASIA TENGGARA, TANAH ASAL PERDABAN KUNO DUNIA?"
Stephen Oppenheimer

Source:

Daud Tanudirja
Master of Arts, Doktor of Phylosophy, Staf Pengajar Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Views: 938


sumber:
http://www.lautanindonesia.com/blog/blogblog/blog/8818/asia-tenggara-tanah-asal-peradaban-kuno-dunia